Mengentaskan Buta Aksara Al-Qur’an


Sungguh ironis, jika kita sebagai seorang muslim tapi buta akan aksara al-Qur’an. Sekarang banyak muslim yang tahu bahwa kitab sucinya ialah al-Qur’an, namun tidak bisa membacanya dengan baik, apalagi memahaminya. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 Allah berfirman :

مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنَ الۡكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَاُتۡلُ

“Bacalah kitab Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat”

Dari ayat diatas Allah sendiri yang memerintahkan kepada umat-Nya untuk membaca Al-Qur’an, namun justru Al-Qur’an tersimpan dengan rapi di dalam almari bahkan dibiarkan sampai berdebu karena tidak pernah sedikitpun dibaca, hanya sebagai pajangan saja. Kurangnya kesadaran diri dari setiap muslim itulah yang membuat minimnya kemampuan mereka dalam membaca dan memahami aksara Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Al-Qur’an adalah Wahyu Allah yang seharusnya kita baca, pelajari, pahami, dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana definisi dari Al-Qur’an itu sendiri, yaitu kitab yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur dan membacanya adalah ibadah.

Dari definisi itu tentu kita sebagai seorang muslim tahu dan faham bahwa membaca Al-Qur’an adalah ibadah, namun mayoritas muslim sekarang jarang yang melakukannya. Hal ini karena mereka disibukkan oleh urusan duniawi sehingga mereka lupa akan kewajibannya.

Melihat Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia sungguh sangat disayangkan. Muslimnya banyak namun banyak yang tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik. Hal ini harusnya menjadi sorotan pemerintah demi memajukan kualitas umat muslim di Indonesia.

Banyaknya muslim yang belum bisa membaca Al-Qur’an atau buta huruf Al-Qur’an itu mungkin dikarenakan mereka belum menemukan metode yang cepat dan mudah untuk belajar membaca Al-Qur’an, sehingga mereka tidak malas untuk belajar. Kurangnya tenaga pengajar juga dapat yang mempengaruhi rendahnya tingkat baca seorang muslim.

Bisa juga mereka belum menemukan guru yang tepat yang bisa memahamkan mereka dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur’an yang baik. Sebelumnya, alangkah baiknya sebelum menjadi seorang pengajar diadakan atau dilakukan tes terlebih dahulu. Jadi, dapat dipastikan pengajar tersebut memang layak untuk terjun ke masyarakat guna membantu mereka yang masih buta aksara Al-Qur’an.

Selain itu, hal yang bisa dilakukan demi meningkatkan kualitas baca Al-Qur’an bagi setiap muslim juga bisa dari program yang dicanankan dari pihak kemenag, misalnya dengan melakukan pelatihan prabayar baik itu secara offline atau online kepada masyarakat dengan menggunakan metode yang sudah dirancang khusus guna menyukseskan jalannya program tersebut.

Pemberantasan buta huruf Al Quran merupakan salah satu hal yang  harus dikuasai oleh penyuluh agama Islam, yang dalam hal ini di bawah kewenangan kementerian Agama, bersama dengan seluruh komponen penyuluh dalam upaya pembinaan umat akan intensif dalam melaksanakan program ini.

Jadi, harus ada kesadaran baik secara internal (diri sendiri) sebagai seorang muslim maupun eksternal (pihak lain yang mampu menuntaskan permasalahan buta aksara Al-Qur’an). Semua harus bersinergi, sehingga permasalahan mengenai buta aksara Al-Qur’an dapat teratasi dengan sebaik-baiknya.

Oleh: Zahrotul Muniroh, Mahasiswi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

 

0 Komentar